Jumat, 12 Agustus 2016

TAHAPAN PEMBERIAN MP-ASI

Usia 6-9 bulan merupakan "periode kritis"perkembangan ketrampilan makan bayi. Apabila pada periode ini bayi tidak dilatih mengkonsumsi makanan yang semakin padat dan kasar, selanjutnya bayi tidak akan menerima makanan keluarga. Bayi hanya mampu mengkonsumsi makanan cair atau makanan bertekstur lembut saja.

Ingat!!!
Jangan lupa memberikan ASI terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan makanan pendamping

Pemberian makana atau MP-ASI pada bayi harus dilakukan secara bertahap berdasar usia bayi. Mulailah dari bentuk encer dan berangsur-angsyr ke bentuk yang lebih kental. Perkenalkan bahan makanan satu persatu dan selalu perhatikan bahwa makanan betul-betul diterima bayi dengan baik.

Pemberian MP-ASI sebaiknya dimulai dengan buah-buahan, beras atau tepung-tepungan, dan maknana lainnya. Makanan berbhana dasar beras cocok untuk bayi karena termasuk pangan hipoalergen. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan asupan zat besi setelah bayi berusia 6 bulan. Zat besi dibutuhkan dalam proses pembentukan jaringan lemak otak (mylenisasi) dan menjaga antar sel-sel syaraf otak. Zat besi akan disimpan dalam jaringan otak selama 12 bulan pertama sejak bayi lahir.

A. Usia 6-7 Bulan

Pada usia ini,bayi dapat mulai diberi pyre buah dan jus buah. Buah yang dapat diperkenalkan terlebih dahulu diantaranya jeruk, avocad, pisang, pepaya, apel dan tomat. Frekuensi pemberian sebaiknya disesuaikan dengan pemberian ASI. Misalnya Bunda dapat menggantikan waktu pemberian ASI yang biasa diberikan pada pukul 13.00 dengan memberikan pure buah. Pertama kali diberikan sebanyak 1-2 sendok makan sekali sehari.

Perkenalkan setiap jenis buah kepada bayi selama 
2-3 hari berturut-turut agar bayi dapat
mengenal rasa setiap jenis buah

Proses penghalusan pure buah dapat menggunakan blender, juicer , atau food processor. Hindari mengupas dan memotong buah terlalu lama sebelum dibuat pure atau jus. Jarak waktu proses memotong dan membuat yang terlalu lama dapat merusak kandungan gizi di dalam buah-buahan akibat terpapar cahaya, panas, dan udara (Oksigen).

Tidak semua buah boleh dikonsumsi oleh bayi usia 6-7 bulan. Berikut beberapa jenis buah yang tidak boleh dikonsumsi oleh bayi....
  • Buah yang seratnya panjang dan banyak, seperti sirsak karena susah dicerna oleh bayi.
  • Buah yang terlalu asam karena dapat menyebabkan bayi sakit perut
  • buah-buahan yang mengandung alkohol, seperti durian, nangka dan cempedak.
TIPS

  • Berikan buah-buahan dalam keadaan segar atau tidak layu 
  • Berikan pure buah sesegera mungkin dan usahakan untuk tidak menyimpannya didalam kulkas ataupun freezer 
  • Jangan berikan sari buah atau jus buah sebelum bayi berusia 6 bulan ata sebelum bisa menggunakan cangkir
  • jangan berikan jus buah dalam botol sepanjang hari karena berisiko pada pembusukan gigi.
Jika bunda ingin membuat sari buah atau jus buah untuk sikecil sebaiknya terbuat dari 100% buah asli bukan "minuman buah" yang ditambah beberapa bahan lain yang diperbolehkan ada di dalam makan sehat dan seimbang. Jangan jadikan sari buah sebagai pengganti ASI atau susu formula. Konsumsi jus buah dalam jumlah banyak dapat menurunkan asupan gizi penting yang ada di dalam ASI atau susu formula.

Setelah bayi mengenal rasa buah atau jus buah, Bunda mulai dapat memperkenalkan bayi dengan bubur susu. Berikan bubur  susu yang dilarutkan kedalam susu formula atau ASI secara bertahap agar bayi terbiasa dengan teksturnya. Lebih baik lagi jika bunda membuat bubur susu sendiri dari tepung beras, tepung maizena, tepung kacang hijau, atau tepung beras merah. Tepung-tepung tersebut memiliki tekstur yang lembut dan mudah dicerna oleh bayi.

Berikan jenis tepung yang berbeda-beda pada setiap
menu bayi  agar asupan nutrisinya bervariasi dan
lengkap 

B. Usia 8-9 Bulan

Segera perkenalkan bayi dengan bahah makanan bertekstur lebih kasar seperti bubur saring saat menginjak usia 8 bulan. Komposisi pembuatan bubur saring meliputi 20 gram sumber karbohidrat (beras, mi, kentang), 25 gram lauk hewani (ayam, daging, hati, ikan), 25 gram lauk nabati (tempe, tahu), dan sayuran. Jenis sayuran yang diberikan dapat dimulai dengan sayuran serat rendah, seperti wortel, tomat, dan labu kuning. Setelah usia bayi lebih dari 8 bulan dapat diberikansayuran berserat kasar, seperti buncis, kacang panjang, dan kacang kapri.

Takaran bubur saring untuk bayi usia 8 bulan paling
sedikit 8sdm dewasa dan untuk usia 9 bulan paling
sedikit 9 sdm dewasa

Tips
  • Tambahkan bubur saring dengan sumber lemak, seperti minyak sayur, margarin, santan dan air kaldu untuk meningkatkan nilai gizi, menambah cita rasa, dan meningkatkan penyerapan vitamin larut lemak.
  • Hindari pembuatan putih telur dalam pembuatan bubur saring. Pemberian putih telur dapat dikenalkan sebelum usia 1 tahun
  • Penambahan bumbu merangsang seperti mrica sebaiknya di berikan setelah usia mencapai 2 tahun
  • Bubur saring dapat diberi bumbu berupa bawang merah dan bawang putih (1/2 - 1 siung perporsi)
  • Penambahan garam sebanyak 1/4 sendok teh per hari (1 gram per hari) karena kebutuhan garam pada bayi telah terpenuhi oleh susu, sayuran, dan buah serta fungsi ginjal bayi belum sempurna.
C. Usia 10-12 Bulan

Pada usia ini, bayi mulai diberikan makanan lunak berupa bubur nasi atau nasi tim lengkap. Maksud lengkap adalah lengkap semua zat besi baik karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Bentuk kepadatan nasi tim harus bertahap mulai dari yang lunak hingga kepadatan sesuai makanan keluarga.

Berikan tekstur makanan mulai dari yang dicincang
halus atau disaring kasar, kemudian ditingkatkan
semakin kasar hingga makanan dapat dipegang
atau diambil oleh tangan bayi

Bayi berusia 10-12 bulan sudah mulai aktif dan cenderung sulit berhenti bergerak. Karena itu, orangtua harus 'telaten' saat memberikan makanan pada bayi. Frekuensi pemberian ditingkatkan 2-3 kali sehari dengan frekuensi selingan sebanyak 1-2 kali sehari. Hal ini dilakukan sesuai dengan peningkatan kemampuan bayi untuk menelan dan peningkatan jumlah gigi.

TIPS
  • Jangan berikan snack, jus, atau susu 3-4 jam sebelum makan.
  • Waktu makan anak sebaiknya jangan melebihi 30 menit. Walaupun jumlah makanan dalam porsi sedikit, tetapi akan menambah porsi dengan sendirinya pada waktu makan selanjutnya.

Syarat MP-ASI

MP-ASI yang akan diberikan pada bayi harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.
  • Mengandung cukup zat gizi
  • Mudah dicerna
  • Porsi kecil
  • Tidak menimbulkan alergi
  • Perhatikan perilaku dan kemampuan bayi dalam menerima makanan tersebut.
  • Hindari pemakaian bumbu yang merangsang.
  • Hindari pemakaian penyedap rasa atau MSG
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan MP-ASI
  • Pastikan semua peralatan dalam keadaan bersih dan cuci tangan sebelum mempersiapkan makanan.
  • Pilih bahan makanan yang alami dan berkualitas baik. Untuk sayuran, pilih yang berwarna dan segar, seperti wortel, tomat, dan bayam. Sementara untuk buah, pilih yang berwarna segar, matang, dan rasanya manis seperti pisang, pepaya, jeruk, dan melon.
  • Cuci bersih sayur, buah, ikan, dan daging sebelum diolah.
  • Buah-buahan dapat diberikan dalam bentuk bubur, pure atau jus dengan cara diblender atau diambil sarinya. Sebelum diblender sebaiknya buah disedu dengan air mendidih. Untuk buah apel dan pear, pada awal pemberian sebiknya dikupas terlebih dahulu. Kukus sebentar agar teksturnya lebih lembut.
  • Sayuran dapat direbus atau dikukus, setelah itu diblender.
  • Untuk mencairkan pure buah dapat menggunakan ASI atau susu formula. Sementara itu, untuk pure sayur bisa menggunakan air matang atau kaldu.
  • Hindari penambahan gula, garam (untuk bayi < 9 bulan) dan bumbu penyedap, termasuk merica, cabai, kaldu bubuk, dan MSG.
  • Sterilkan peralatan makan dan minum bayi yang akan digunakan setiap hari.

Bayi tidak mengenal definisi hambar karena
mereka baru belajar mengenal rasa. Anak lebih
memilih rasa asli dari makanan. Penambahan
garam yang berlebihan akan mengganggu
perkembangan sistem ekskresi (ginjal)

Tip Menyimpan Bahan Baku Pembuatan MP-ASI
  • Jangan menyimpan lauk (ikan, daging, dan hati) bahan dasar MP-ASI dalam keadaaan mentah
  • ikan, daging, dan hati sebaiknya dicuci bersih, direbus hingga benar-benar matang, dinginkan, suwir kecil-kecil dan simpan didalam wadah tertutup untuk setiap kali pembuatan bubur. Terakhir. masukan dalam freezer.
  • Pisahkan dan jauhkan penyimpanan bahan makanan mentah dengan bahan makanan matanmg untuk menghindari kontaminasi silang.
  • Pilih sayuran segar dan tidak layu. Cuci sayuran hingga bersih, bungkus dengan kitchen paper. Masukan dalam kantong plastik di dalam lemari es.

Selasa, 09 Agustus 2016

Pedoman Pemberian Makanan Pada Bayi

WHO dan UNICEF dalam global strategi for infant and young child feeding menganjurkan untuk memberikan hanya ASI (Air Susu Ibu) secara ekslusif pada bayi hingga usia 6 bulan. Menginjak usia 6 bulan, pemenuhan gizi dari ASI hanya sebesar 65-80%. Organ pencernaan bayi juga telah berfungsi dengan lebih baik. Karena itu, bayi sudah bisa diberikan MP-ASI atau Makana Pendamping ASI. Hal penting yang harus diingat adalah selalu memberikan MP-ASI dengan hati-hati dan sedikit demi sedikit.

Ciri-ciri bayi yang siap menerima makanan padat

Saat yang tepat memperkenalkan makanan padat atau MP-ASI pada bayi dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut:

  • Bayi sudah bisa didudukkan atau mampu menyangga kepala dan punggungnya saat tubuhnya ditegakkan. Jika bayi masih terkulai, artinya bayi belum mampu menelan makanan dengan benar.
  • Bobot badan bayi mengalami kenaikan minimal 2 kali bobot bayi lahir
  • Mulai menghilangnya reflek menjulurkan lidah. Bayi yang masih menjulurkan lidah akan mendorong makanan keluar dari mulutnya.
  • Bayi mulai melakukan gerakan seperti mengunyah dan menggerakan lidahnya dari depan kebelakang.
  • Bayi masih menunjukan tanda-tanda lapar meskipun sudah 8-10 kali diberikan ASI
  • Bayi mulai menunjukan ketertarikannya terhadap makanan. Biasanya bayi akan mulai melihat piring makan bunda dan merebut sendok makan bunda.
Hal yang harus diperhatikan sebelum memberikan MP-ASI

Sebelum memberikan MP-ASI pada bayi, bunda perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
  • HOW. Bayi harus dalam posisi duduk atau didudukan pada saat pemberian makan. Usahakan mata bunda sejajar dengan mata anak. Mulai ajarkan anak untuk membuka mulut yang cukup lebar dan jangan memasukan makanan jika mulut belum cukup lebar.
  • WHEN. Jadwalkan waktu pemberian makanan secara teratur untuk membantu anak memahami rasa lapar. Usahakan untuk tidak mengubah jadwal makan.
  • WHERE. Biasakan anak untuk selalu makan diruang makan. Usahakan tidak berpindah-pindah tempat.
  • WHOM. Proses pemberian makam merupakan hubungan timbal balik antara bayi dan bunda. Perasaan saling menyayangi, mempercayai, dan memperhatikan merupakan hal mutlak untuk dibangun. Apabila perhatian bunda terpecah, anak juga tidak akan fokus ketika makan.